AISHITERU HINATA
Disclaimer : NARUTO milik Masashi Kishimoto
Author.: Marvelous-chan
Genre : Romance & Hurt/Comfort
Pair : Naruto Hinata
Summary : Perang Dunia Ninja telah berakhir, setelah
kembali ke desa Konoha, Naruto akan segera diangkat
jadi Hokage dan kini telah bertunangan dengan Sakura.
Tapi suatu kejadian mengubah segalanya, karena sebuah
ramuan Naruto menjadi tergila-gila pada Hinata.
Bagaimanakah Hinata mengatasinya?
Chapter 3 – Sasuke-nii-chan!
Tengah malam, tiba-tiba Hinata terbangun karena
merasa haus. Dia bangkit dari tempat tidurnya untuk
mengambil minum di ruang makan. Tapi ketika Hinata
melihat Sasuke dia terkejut. Sasuke sedang duduk
sambil memandang sebuah foto dan anehnya Sasuke
menangis! Hinata mendekat secara diam-diam.
"Jadi Sasuke-kun ternyata benar menyukai Sakura-chan
ya?", tanya Hinata yang kini di belakang Sasuke.
"Eh? Hinata? Apa yang..?", ujar Sasuke kaget.
"Itu foto Sakura-chan kan? Kenapa Sasuke-kun
memandanginya sambil menangis?", tanya Hinata.
"Itu bukan urusanmu! Kenapa kau masih bangun, cepat
tidur sana!", ujar Sasuke ketus lalu menyembunyikan
foto itu di sakunya.
"Sasuke-kun apa kau benar-benar menyukai Sakura-
chan?", tanya Hinata.
"Sudah kubilang itu bukan urusanmu! Pergi sana!", usir
Sasuke geram.
"Tak kusangka Sasuke-kun adalah orang yang pengecut.
Tidak bisa mengungkapkan perasaannya sendiri", ujar
Hinata.
"Apa kau bilang?! Pengecut?! Kau tahu apa tentang
diriku!?", tanya Sasuke geram.
"Ya pengecut, yang Cuma bisa memendam perasaannya
sendiri. Jika orang terus-terusan memendam
perasaannya, lama-lama sakit itu akan bertumpuk dan
membuatnya lebih sesak lagi.", ujar Hinata.
"Cih!", umpat Sasuke.
"Sekali lagi kutanya apa benar Sasuke-kun menyukai
Sakura-chan?", tanya Hinata tegas.
"Hn", gumam Sasuke.
"Maka Sasuke-kun harus mengungkapkannya. Walaupun
diterima ataupun ditolak yang penting Sasuke-kun telah
mengungkapkannya, setelah itu Sasuke-kun pasti akan
merasa lega", ujar Hinata.
"Be-benarkah itu?", tanya Sasuke.
"Benar, aku sudah mencobanya dulu pada Naruto-kun.
Aku telah bilang aku mencintainya waktu dia melawan
Pain. Walaupun dia belum memberi jawaban sampai
sekarang, aku lega telah mengungkapkan perasaanku
yang kupendam sejak lama padanya.", ujar Hinata.
"Tapi mungkin Sakura kini telah sangat membenciku,
mengingat aku sudah pernah mencoba membunuhnya
beberapa kali. Lagipula dia kini sudah bertunangan
dengan Naruto", ujar Sasuke.
"Tapi jika terus dipendam maka Sasuke-kun lama-lama
akan semakin sakit, jadi sebaiknya Sasuke-kun harus
mengungkapkannya pada Sakura-chan", ujar Hinata.
"Hm, akan kucoba..Arigatou Hinata", ujar Sasuke lalu
tersenyum tipis.
"Sama-sama Sasuke-kun!", ujar Hinata lalu tersenyum
manis.
"Ng Hinata, bolehkah aku menganggapmu sebagai
saudaraku? Kau ini bagiku seperti adik yang selalu
menyemangatiku dan membuatku sedikit berubah.", ujar
Sasuke.
"Tentu saja boleh! Aku akan senang sekali memiliki
kakak seperti Sasuke-kun. Sasuke-kun juga mirip
seperti Neji-nii yang selalu melindungiku", ujar Hinata.
"Jadi kupanggil kau sekarang Hinata-chan", ujar Sasuke
sambil tersenyum.
"Iya Sasuke-nii-chan! Hihihi!", ujar Hinata sambil
terkikik geli.
Setelah itu Hinata kembali ke kamarnya untuk tidur,
sementara Sasuke juga telah tertidur di sofa.
Besoknya, pagi-pagi buta seseorang mengetok pintu
dengan semangat.
"Hina-chan! Naruto-kun yang ganteng ini datang lagi!
Buka pintunya sayang!", teriak Naruto dari pintu depan.
"Cih! Si baka dobe sudah datang lagi!", umpat Sasuke
lalu menuju ke pintu untuk membukakan pintu.
CKLEK
"Hina...Lho Teme kau ngapain disini? Kau menginap di
rumah Hina-chan?!", ujar Naruto geram.
"Memangnya kenapa? Aku kan ditugaskan menjaganya!
Mau apa kau kesini sepagi ini?", tanya Sasuke ketus.
"Tentu saja untuk menemui gadisku yang paling cantik!
Minggir kau biarkan aku masuk!", ujar Naruto.
"Tidak boleh, Hinata-chan sedang tidur, tidak boleh
diganggu", ujar Sasuke sambil menghalangi Naruto
masuk.
"Sasuke-nii-chan, siapa itu?", tanya Hinata dari dalam.
"Sayang ini aku! Hei biarkan aku masuk Teme!", teriak
Naruto sambil berusaha mendorong tubuh Sasuke yang
menghalanginya.
"Cih! Sudah kubilang tak boleh! Ya tak boleh!", ujar
Sasuke sambil terus menghalangi Naruto.
Naruto dan Sasuke pun saling dorong-mendorong. Tapi
tiba-tiba kaki Naruto tersandung kaki Sasuke lalu tubuh
Naruto menindih tubuh Sasuke dan akhirnya mereka
berdua jatuh di lantai seperti posisi orang berciuman.
Namun naasnya Hinata telah sampai di pintu dan
melihat mereka berdua.
"KYAAA...Naruto-kun dan Sasuke-nii-chan YAOI!",
teriak Hinata histeris lalu terbirit-birit masuk ke dalam.
"Ti-tidak Hina-chan kau salah paham! Ini gara-gara kau
Teme!", ujar Naruto kesal.
"Bukan ini gara-gara kau Dobe!", ujar Sasuke ketus.
Naruto dan Sasuke segera menyusul Hinata ke dalam
untuk menjelaskan kesalahpahaman tadi.
"Aku tak menyangka kalian ini Yaoi!", ujar Hinata
dengan ekspresi takut.
"Kau salah paham Hina-chan, aku masih normal kok.
Aku kan sangat cinta padamu, mana mungkin aku mau
sama si Teme ini! Najis deh!", ujar Naruto.
"Kau yang najis Dobe!", ujar Sasuke ketus.
"Lalu kenapa kalian tadi berciuman?", tanya Hinata.
Naruto dan Sasuke segera menjelaskan kecelakaan
barusan pada Hinata. Hinata akhirnya mengerti dan
percaya pada cerita mereka.
"Syukurlah kalian tidak Yaoi", ujar Hinata lega.
"Tentu saja! Aku kan sangat menginginkanmu!", ujar
Naruto sambil menyeringai lalu mulai mendekati Hinata.
Hinata pun sedikit ngeri melihat wajah mesum Naruto.
"Baka, selama aku disini, kau takkan bisa macam-
macam pada Hinata-chan!", ujar Sasuke sambil
menghalangi Naruto.
"Cih Teme! Tapi kenapa kau menambahkan suffix –chan
di belakang nama Hinata?", tanya Naruto heran.
"Tentu saja karena kini aku menganggap Hinata adalah
adikku, benarkan Hina-chan?", tanya Sasuke.
"Itu benar Sasuke-nii-chan!", ujar Hinata sambil
tersenyum.
"Eh?", tanya Naruto kaget sambil memiringkan
kepalanya.
"Dobe, sebaiknya kau mengurus Sakura saja, dia kan
tunanganmu, jangan selalu meninggalkannya, lama-lama
dia akan curiga", ujar Sasuke.
"Tapi aku Cuma cinta pada Hina-chan, aku tak peduli
lagi pada Sakura!", ujar Naruto.
"Baka! Apa kata orang-orang jika melihatmu setiap hari
kesini? Statusmu sekarang masih tunangannya Sakura
jadi kau harusnya lebih sering dengannya.", ujar Sasuke.
"Iya Naruto-kun, benar yang dikatakan Sasuke-nii,
sebaiknya kau harus memerhatikan Sakura-chan
daripada aku", tambah Hinata.
"Tapi sayang aku...", ujar Naruto.
"Sudah, Naruto-kun bisa datang kesini kok setiap hari
menemuiku tapi jangan tinggalkan Sakura-chan ya..",
ujar Hinata tersenyum.
"Benarkah? Hinata-hime aku tambah mencintaimu!", ujar
Naruto lalu mendorong Sasuke sampai terjatuh dan
memeluk Hinata erat. Pipi Hinata kembali memerah.
Hinata kembali merasakan pelukan hangat Naruto. Dia
sungguh menyukai pelukan ini. Tapi dia tahu Naruto
hanya mencintainya karena pengaruh obat, jadi Hinata
tidak berharap banyak dan berusaha untuk cepat
membuat penawarnya. Agar perasaan palsu ini segera
berakhir.
"Naruto-kun se-sesak...", ujar Hinata yang kesesakan
karena Naruto memeluknya terlalu erat.
"Go-gomen sayang...", ujar Naruto lalu mengendurkan
pelukannya.
"Kau janji ya takkan meninggalkan Sakura-chan?", tanya
Hinata.
"Baiklah, tapi ingat kau harus jadi kekasihku", ujar
Naruto.
"Baiklah, aku akan berusaha", ujar Hinata sambil
tersenyum dan Naruto juga nyengir.
"Hei Dobe, sudah cukup! Pergi atau kuseret paksa kau
keluar!", ujar Sasuke geram.
"Iya-iya aku pergi! Jaa ne Hina-chan! Aishiteru yo!", ujar
Naruto lalu mulai menuju pintu depan.
"Jaa Naruto-kun!", ujar Hinata.
"Cih, akhirnya si Dobe pergi juga, dia memang
merepotkan", ujar Sasuke ketus.
"Hahaha begitulah Naruto-kun", ujar Hinata sambil
tertawa kecil.
"Dasar baka dia itu!", umpat Sasuke.
"Ng, Sasuke-nii sebentar aku akan membuat sarapan,
kau tunggulah di meja makan", ujar Hinata.
"Sini biar aku ikut membantu", ujar Sasuke.
"Sudah tak usah, nanti merepotkan Sasuke-nii, nanti
biar aku saja yang masak", ujar Hinata.
"Tak apa-apa, kumohon aku juga ingin belajar memasak
sedikit", ujar Sasuke.
"Baiklah! Ayo Sasuke-nii!", ujar Hinata lalu mereka
berdua berjalan menuju dapur.
Mereka berdua kemudian memulai memasak di dapur.
Hinata menyiapkan bumbu-bumbu dan Sasuke
memotong-motong sayur. Mereka berdua bekerjasama
dengan kompak walaupun seringkali Sasuke sedikit
teledor dalam mengerjakan tugasnya karena jarang
memasak. Akhirnya setelah beberapa jam, masakan
mereka telah siap dihidangkan. Mereka segera
meletakkan makanan-makanan itu di meja makan dan
duduk untuk segera sarapan.
"Ittadakimasu!", ujar mereka berdua.
Mereka berdua segera melahap makanan itu. Selesai
makan mereka segera bersiap untuk pergi ke RS Konoha.
Hari ini Hinata akan mulai bekerja kembali. Setelah
sudah siap berangkat, mereka segera menuju RS
Konoha.
Sesampainya di RS Konoha, para suster berbisik-bisik
melihat Sasuke dan Hinata.
"Wah, Sasuke-kun datang! Dia sangat tampan ya!", ujar
salah satu suster.
"Tapi kenapa dia datang bersama Hinata ya? Jangan-
jangan mereka...", ujar suster lain.
"Aku iri pada Hinata. Hinata sepertinya sangat serasi
dengan Sasuke-kun", ujar suster lain.
Sasuke dan Hinata melewati koridor dan bertemu
dengan Sakura.
"Ohayo Sakura-chan!", sapa Hinata sambil tersenyum.
"Ohayo Hinata! Eh?", sapa Sakura lalu kaget karena ada
Sasuke di sebelah Hinata.
"Hai Sakura", sapa Sasuke sambil senyum tipis.
"Eh..Ha-Hai Sasuke-kun", jawab Sakura sedikit kaget
karena tak biasanya Sasuke menyapanya.
"Sakura-chan aku ke ruang kerjaku dulu, ayo Sasuke-
nii!", ujar Hinata lalu berlalu bersama Sasuke.
"Kenapa mereka selalu berdua?", gumam Sakura heran.
Hinata telah sampai di meja kerjanya. Hinata melakukan
kerjaannya seperti biasa tapi selalu diawasi Sasuke.
Setelah jam kerja habis mereka berdua segera pulang ke
rumah Hinata.
Setelah mereka makan malam dan ngobrol sedikit,
mereka memutuskan untuk segera tidur.
"Hoam...ngantuk sekali, selamat tidur Sasuke-nii-
chan..", ujar Hinata.
"Hn, selamat tidur Hinata..", ujar Sasuke lalu mereka
berdua menuju tempat tidur masing-masing.
Hinata segera terlelap di kasurnya. Namun pada saat
tengah malam, dia merasa aneh, tiba-tiba gulingnya
terasa hangat dan di puncaknya seperti memiliki rambut.
Hinata segera membuka matanya dan membelalak kaget.
"Na-Naruto-kun!", ujar Hinata kaget dengan pipi
memerah karena saat ini Naruto telah mendekapnya
dengan erat di tempat tidur.
"Sayang, kau terbangun ya? Maaf ya mengganggu
tidurmu, ayo kita tidur lagi, aku sangat nyaman dengan
posisi ini...", ujar Naruto.
"Ta-tapi sebenarnya kita tak boleh tidur satu ranjang
seperti ini..", ujar Hinata sambil berusaha melepaskan
diri dari dekapan Naruto.
"Tapi aku ingin memeluk tubuhmu yang lembut dan
mungil ini.. Aku sangat keenakan", ujar Naruto sambil
tersenyum.
"Na-Naruto-kun..", ujar Hinata.
"Kumohon ya Hina-chan, malam ini saja. Aku ingin kita
berpelukan seperti ini. Aku janji takkan berbuat macam-
macam padamu.", ujar Naruto.
"Ba-baiklah tapi malam ini saja ya...", ujar Hinata.
"Arigatou sayang", ujar Naruto lalu mengecup pipi
Hinata dengan lembut.
Hinata pun tersipu malu karena perlakuan Naruto.
Wajahnya makin memerah. Naruto kemudian
mengeratkan dekapannya dan menarik kepala Hinata
bersandar di dadanya.
"Dada Naruto-kun begitu hangat, aku sangat senang
bisa seperti ini dengan Naruto-kun..", batin Hinata lalu
Hinata tersenyum.
Tak lama kemudian Hinata pun terlelap. Naruto masih
memandangi Hinata dengan tatapan penuh cinta sambil
mengelus-elus rambut halus indigo Hinata dengan
lembut.
"Aku takkan meninggalkanmu Hina-chan. Aku akan
selalu mencintaimu.", gumam Naruto.
Sementara itu ternyata di balik pintu Sasuke mengamati
mereka berdua dan mendengar gumaman Naruto
barusan.
"Kuharap nantinya kau takkan menyakiti Hina-chan,
Dobe", batin Sasuke.
Sasuke lalu meninggalkan kamar itu dan pergi keluar
rumah. Sasuke kemudian menuju ke tengah desa untuk
singgah di kedai teh untuk menghangatkan badan.
Waktu telah menunjukkan pukul 11 malam waktu
setempat. Sasuke kemudian masuk ke sebuah kedai teh
dan alangkah kagetnya dia melihat seorang gadis
bersurai pink sedang duduk membelakanginya dan
sedang meneguk teh hangat. Sasuke dengan sedikit
gugup, duduk disebelah gadis itu.
"Hai Sakura!", sapa Sasuke lalu tersenyum.
"Eh? Sasuke-kun?", ujar Sakura kaget.
"Kau tak bisa tidur ya?", tanya Sasuke.
"Hmm, begitulah, apa Sasuke-kun juga tak bisa tidur?
Ini kan sudah larut malam.", ujar Sakura.
"Ya, begitulah", ujar Sasuke.
"Ng, Sasuke-kun bolehkah aku bertanya sesuatu.
Kulihat akhir-akhir ini, Sasuke-kun sering bersama-
sama Hinata. A-apa kalian berdua sudah jadian?", tanya
Sakura sedikit gugup.
"Jadian? Hahaha, tentu tidaklah, aku sekarang Cuma
menganggap Hinata sebagai adikku.", ujar Sasuke sambil
tertawa.
"Adik? Kenapa bisa begitu Sasuke-kun?", tanya Sakura
heran.
"Aku dan Hinata sering bertemu dan jalan-jalan
bersama. Akhirnya kita semakin akrab dan memutuskan
untuk menganggap hubungan kami sebagai
persaudaraan", jawab Sasuke.
"Oh begitu..", ujar Sakura. Entah kenapa dirinya merasa
sedikit lega karena Sasuke hanya menganggap Hinata
sebagai saudaranya.
"Lalu, bagaimana hubunganmu dengan si Dobe?", tanya
Sasuke.
"Baik-baik saja, tapi akhir-akhir ini dia menjadi sedikit
aneh. Waktu dulu dia selalu menemaniku kemana-mana
dan selalu genit padaku. Tapi akhir-akhir ini dia sudah
jarang bersamaku dan pergi entah kemana", ujar Sakura.
"Oh begitu", ujar Sasuke.
"Kulihat Sasuke-kun sudah mulai berubah ya sejak
akrab dengan Hinata. Sasuke-kun yang sekarang lebih
ramah dan hangat.", ujar Sakura lalu tersenyum manis.
Sasuke pun terpana melihat senyuman manis Sakura.
Dia segera memalingkan wajahnya agar tak terlihat
wajahnya yang sedikit memerah.
"Aku berubah hanya untukmu Sakura...Mungkin ini
saatnya kukatakan padanya", batin Sasuke.
"Sakura, ada yang ingin kukatakan padamu...", ujar
Sasuke.
"Apa Sasuke-kun?", tanya Sakura.
"Aku menyukaimu...", ujar Sasuke.
"E-eh?", ujar Sakura kaget. Matanya terbelalak sehabis
mendengar perkataan Sasuke barusan. Jantungnya
berdebar-debar dengan cepat. Wajahnya mulai memerah.
"Be-benarkah itu Sasuke-kun?", tanya Sakura gugup.
"Hahahahaha, aku Cuma bercanda Sakura! Jangan
dianggap serius!", ujar Sasuke sambil tertawa.
Sakura langsung merasa kecewa karena ternyata Sasuke
Cuma bercanda. Dia kecewa karena sebenarnya jauh
didalam lubuk hatinya, dia masih mencintai Sasuke.
"Maaf ya Sakura, jangan diambil di hati", ujar Sasuke.
"Tak apa-apa Sasuke-kun..", ujar Sakura lalu tersenyum
lemah.
"Ini sudah semakin larut, sebaiknya kita pulang", ujar
Sasuke.
"Hmm baiklah..", jawab Sakura.
Sasuke dan Sakura lalu berjalan pulang. Kebetulan
rumah Sakura dan Sasuke searah sehingga Sasuke
mengantar Sakura sampai di rumahnya.
"Kalau begitu aku pulang dulu Sakura. Jaa!", ujar
Sasuke.
"Jaa, Sasuke-kun", ujar Sakura lalu masuk ke rumahnya.
Sasuke kemudian berjalan memutar arah untuk kembali
ke rumah Hinata. Sasuke terus memikirkan kejadian
barusan di kedai bersama Sakura.
"Aku bodoh ya, tak bisa mengungkapkannya dengan
benar...", gumam Sasuke lalu menghela napas dalam.
Sementara Sakura sedang berbaring di kamarnya. Sakura
sedang menangis terisak-isak.
"Ukh, Sasuke-kun aku masih mencintaimu... Masih
sangat cinta padamu...", gumam Sakura lirih. Pipinya
basah karena air mata. Dirinya masih terasa sakit karena
merasa dipermainkan Sasuke tadi.
Besok paginya, mentari kembali bersinar. Hinata pun
terbangun dari tidurnya. Dia melihat Naruto masih
sedang memeluknya Tetapi Naruto masih tertidur.
"Wajah Naruto ternyata sangat tampan jika sedang
tertidur...", batin Hinata lalu tersenyum.
Tiba-tiba Naruto membuka matanya dan melihat
senyuman Hinata. Naruto segera membalas senyuman
Hinata dan Hinata wajahnya kembali memerah.
"Kau sedang mengagumi wajah tampanku ya sayang?",
tanya Naruto sambil nyengir.
"Ti-tidak kok!", ujar Hinata lalu menundukkan kepalanya
karena wajahnya memerah.
"Jangan malu-malu gitu dong, kita kan sekarang
sepasang kekasih", ujar Naruto lalu membelai pipi mulus
Hinata.
"Ta-tapi..Naruto-kun itu sekarang
bertunangan..hmphh..", ujar Hinata lalu tiba-tiba tangan
Naruto membekap mulut Hinata.
"Jangan kau ungkit-ungkit lagi soal tunangan itu. Aku
hanya mencintaimu Hina-chan, bukan gadis lain!", ujar
Naruto lalu melepaskan tangannya dari mulut Hinata.
" Na-Naruto-kun...", ujar Hinata lirih.
"Ingatlah Hina-chan, gadis yang kucintai hanya dirimu
seorang. Tak ada gadis lain yang akan mampu
membuatku berpaling darimu", ujar Naruto.
"Kuharap ini benar-benar perasaanmu yang sebenarnya
Naruto-kun, tapi kenyataannya ini Cuma pengaruh
ramuan itu...", batin Hinata lalu raut wajahnya berubah
sedih.
Tiba-tiba Naruto lalu mulai mendekatkan wajahnya ke
wajah Hinata. Hinata kaget dan mulai gugup karena
sudah menebak yang akan dilakukan Naruto. Tapi
tubuhnya entah kenapa tak bisa menolak saat Naruto
mulai mencium bibirnya dengan lembut. Naruto pun
memperdalam ciumannya dan Hinata mulai membalas
ciuman Naruto. Setelah mereka mulai kehabisan nafas,
mereka segera menghentikan adegan ciuman itu.
"Itu bukti bahwa aku sangat mencintaimu Hina-chan,
jadi kumohon jangan ragukan perasaanku ini padamu.
Aishiteru Hinata", ujar Naruto lembut.
"Na-Naruto-kun, Aishiteru yo...", ujar Hinata.
Mereka berdua pun segera berpelukan. Tubuh Naruto
terasa hangat bagi Hinata. Sementara Naruto merasakan
tubuh lembut Hinata dan tak ingin segera
melepaskannya. Namun pelukan mereka terganggu
akhirnya dengan teriakan Sasuke.
"DOBE! Keluar dari kamar Hinata! Atau kutendang kau
keluar!", teriak Sasuke ketus.
"Teme! Kau mengganggu saja! Tidak lihat aku dan
sayangku ini sedang bermesraan!", ujar Naruto ketus.
"Aku tak peduli! Pulang sana! Atau kupakai genjutsu-ku
agar kau berbuat hal yang memalukan di tempat umum!",
ujar Sasuke.
"Teme! Awas kau ya! Sayang, aku pulang dulu ya, nanti
aku balik lagi!", ujar Naruto lalu beranjak dari kasur
Hinata. Namun Naruto tiba-tiba berbalik dan mencium
dahi Hinata singkat. Wajah Hinata kembali memerah.
Naruto segera berlari karena Sasuke telah melemparkan
deathglarenya dan bersiap dengan Sharingannya.
"Jaa Ne, Hina-chan!", ujar Naruto lalu keluar dari rumah
itu.
Setelah Naruto keluar dari rumah, Sasuke duduk di
sebelah Hinata.
"Hina-chan, Dobe tak berbuat macam-macam kan
padamu tadi malam?", tanya Sasuke sedikit cemas.
"Ya, aku tak apa-apa", jawab Hinata.
"Hina-chan, sebaiknya kau segera membuat penawarnya.
Aku tak mau kau terus-terusan menanggung beban
ini..", ujar Sasuke lalu mengelus pundak Hinata.
"Aku akan segera membuatnya. Supaya perasaan palsu
Naruto kepadaku segera berakhir.", ujar Hinata lalu
bangkit dari kasurnya dan keluar dari kamar.
"Naruto-kun, sebentar lagi aku akan membuatmu
kembali pada Sakura-chan..", batin Hinata lalu
tersenyum pahit.
To Be Continued...
0 komentar:
Posting Komentar