AISHITERU HINATA
Disclaimer : NARUTO milik Masashi Kishimoto
Author : Marvelous-chan
Genre : Romance & Hurt/Comfort
Pair : Naruto Hinata
Summary : Perang Dunia Ninja telah berakhir, setelah
kembali ke desa Konoha, Naruto akan segera diangkat
jadi Hokage dan kini telah bertunangan dengan Sakura.
Tapi suatu kejadian mengubah segalanya, karena sebuah
ramuan Naruto menjadi tergila-gila pada Hinata.
Bagaimanakah Hinata mengatasinya?
Chapter 5 – Naruto VS Sasuke
"Aku tak peduli! Kalau perlu akan kurebut kau darinya!
Yang penting aku bisa bersamamu!", ujar Sasuke.
"Sasuke-kun, aishiteru yo!", ujar Sakura kemudian
memeluk Sasuke lalu mulai menangis.
"Aku senang mendengar itu Sakura. Sakura-chan
aishiteru...", ujar Sasuke sambil mengelus-elus rambut
Sakura.
"Aku sungguh tak menyangka hal ini. Sebenarnya aku
juga masih memendam rasa pada Sasuke-kun. Arigatou
Sasuke-kun!", ujar Sakura.
"Aku yang berterima kasih padamu karena telah
menungguku sangat lama", ujar Sasuke.
Tiba-tiba pintu ruangan Sakura dibuka...
SREGG...
"Sakura-chan!..."
"Na-NARUTO!", ujar Sakura dan Sasuke kaget.
"Apa yang kau lakukan Teme?! Beraninya kau memeluk
Sakura-chan sembarangan!", ujar Naruto geram.
"Na-Naruto, kumohon dengarlah penjelasanku...", ujar
Sakura.
"Aku mencintai Sakura-chan, Dobe. Dan aku ingin
merebutnya darimu!", ujar Sasuke.
"Apa kau bilang?! Beraninya kau Teme! Sakura-chan
adalah tunanganku!", ujar Naruto geram.
"Walaupun tunanganmu, apa dia mencintaimu?
Kenyataannya di hatinya Cuma ada aku!", ujar Sasuke.
"TEME!", ujar Naruto geram lalu maju untuk menyerang
Sasuke.
Naruto hendak memukul Sasuke, tapi pukulan itu
meleset karena Sasuke dengan gesit menghindarinya.
Naruto mencoba menyerang Sasuke berkali-kali tapi
Sasuke dapat menghindarinya dengan baik.
"Naruto, Sasuke-kun! Kumohon jangan bertarung!",
teriak Sakura.
"Hoi Dobe, kita selesaikan ini tempat lain!", ujar Sasuke.
"Aku akan menghabisimu Teme!", teriak Naruto geram.
Mereka segera keluar dari rumah sakit lewat jendela.
Lalu dengan cepat keluar dari desa Konoha dan berhenti
di tengah hutan.
"Tak kusangka kita harus bertarung lagi seperti ini", ujar
Sasuke.
"Kali ini aku akan mengalahkanmu!", teriak Naruto.
Sasuke mengaktifkan mangekyou Sharingannya dan
Naruto menggunakan chakra kyuubinya. Pertarungan
pun dimulai. Mereka saling menyerang dengan jurus
andalan masing-masing.
"RASENGAN!"
"CHIDORI!"
Sementara itu Sakura segera bergegas keluar dari rumah
sakit untuk segera menyusul mereka berdua. Tapi di
tengah jalan menuju gerbang desa, dia tak sengaja
menabrak seseorang.
BRUK...
"Auw..ittai..", rintih Sakura.
"Auw...", rintih orang yang ditabrak Sakura.
"Lho, Hinata?", tanya Sakura kaget, ternyata orang yang
ditabraknya adalah Hinata.
"Sakura-chan?", ujar Hinata.
"Hinata, bukannya kau ijin sakit? Kenapa ada disini?",
tanya Sakura.
"A-aku Cuma belanja bahan makanan sebentar, karena
sudah mulai kehabisan. Kenapa Sakura-chan buru-buru
begitu?", tanya Hinata.
"Oh iya! Naruto dan Sasuke mereka sedang bertarung!
Aku harus menghentikannya!", ujar Sakura panik.
"APA?! A-aku ikut Sakura-chan!", ujar Hinata.
"Ayo kita bergegas!", ujar Sakura.
Sakura dan Hinata segera berlari dengan cepat menuju
hutan setelah dideteksi dengan byakuugan Hinata.
Sementara di hutan, Sasuke dan Naruto masih bertarung
dengan sengit. Mereka berdua mengerahkan semua
kemampuan mereka untuk saling menghabisi.
"Teme! Kenapa kau selalu mengganggu hidupku! Aku
sudah mati-matian menyelamatkanmu, tapi ini
balasanku padaku!", teriak Naruto geram.
"Dobe! Kaulah yang awalnya menganggu!", teriak
Sasuke.
"Kubunuh kau sekarang! Hyahh! Rasengan!", teriak
Naruto lalu menyerang dengan Rasengan.
Sasuke dapat menghindari serangan Naruto dengan
gesit. Sasuke segera balik menyerang Naruto.
"AMATERASU!"
Api hitam segera muncul dari mata Mangekyou
Sharingan milik Sasuke. Tapi untungnya Naruto dapat
menghindarinya. Naruto menggunakan kagebunshinnya
untuk menyerang Sasuke balik. Tapi Sasuke segera
mengaktifkan Susano'o miliknya.
"Cobalah menyerangku Dobe! Hahahaha!", ujar Sasuke
sambil tertawa.
"Awas kau TEME! Terima ini! OODAMA RASENGAN!", ujar
Naruto lalu semua kagebunshinnya membentuk oodama
rasengan dan menyerang susano'o milik Sasuke. Tapi
Susano'o Sasuke sangat kuat pertahanannya sehingga
serangan itu tak mempan.
"Khukhukhu, Cuma segitu kemampuanmu Dobe?
Ternyata calon Hokage tak sekuat yang kukira", ujar
Sasuke sambil senyum meremehkan.
"Teme! Akan kuhabisi kau!", teriak Naruto geram.
Naruto segera memaksimalkan chakra kyuubi dan
berubah menjadi mode kyuubi. Dia segera membentuk
bijuudama.
GROAR...
Bijuudama yang ekstra besar segera melesat menuju
Susano'o Sasuke. Susano'o mencoba menahan serangan
itu tapi ternyata tidak cukup kuat sehingga Susano'o
pun terlempar beserta Sasuke. Sasuke terbentur di
pohon dengan luka yang cukup parah.
"Ukh, sial dia kuat sekali...", ujar Sasuke sambil merintih
kesakitan.
"Bagaimana Teme? Kau puas? Akan segera kuakhiri ini!",
ujar Naruto yang kini menghampiri Sasuke.
"Sayangnya kau yang harus berakhir!", ujar Sasuke yang
kini tiba-tiba berada di belakang Naruto dan bersiap
dengan pedangnya.
JRASSHH...
"Ohok!.."
Mata Sasuke langsung terbelalak melihat siapa yang kini
ditusuknya.
"Hi-Hina-chan!", ujar Sasuke kaget.
"Ohok...Sasuke-nii...ohok.
perutnya mengeluarkan banyak darah.
Sasuke segera mencabut pedangnya dan menahan tubuh
Hinata yang akan ambruk.
"Ke-kenapa kau bisa berada disini?", tanya Sasuke.
"Hi-Hinata...", ujar Naruto yang juga kaget.
"Ke-kenapa kau menolong orang bodoh ini!?", tanya
Sasuke geram.
"Karena aku mencin...", ujar Hinata lalu dia kehilangan
kesadarannya.
"HINATA!", teriak Sasuke histeris.
"Hinata! Sasuke-kun!", teriak Sakura yang kini datang
menghampiri ketiga orang itu.
"Hinata! Kenapa dia Sasuke-kun?", tanya Sakura kaget
karena kini Hinata telah berlumuran darah.
"A-aku tak sengaja menusuknya dengan pedang.
Sebenarnya aku hendak menusuk Dobe, tapi dia
melindungi Dobe sehingga dialah yang tertusuk. Sakura-
chan cepatlah tolong dia!", ujar Sasuke panik.
"Ba-baiklah!", ujar Sakura.
Sakura segera menggunakan chakra medisnya untuk
menyembuhkan luka Hinata. Sementara Sasuke
memandangnya dengan cemas. Naruto Cuma terdiam
dan mematung melihat itu. Pikirannya sedang kacau
mengingat kejadian barusan.
"Ke-kenapa Hinata melindungiku? Padahal aku kan
sudah mengatakan kalau aku membencinya...", batin
Naruto.
Naruto mengacak-ngacak rambutnya frustasi.
"Sasuke-kun sebaiknya kita segera membawa Hinata ke
rumah sakit agar diberi perawatan yang lebih intensif",
ujar Sakura.
"Baiklah akan kupakai Shunshin no Jutsu agar kita cepat
sampai!", ujar Sasuke.
"Ayo kita bergegas Sasuke-kun!", ujar Sakura.
Sasuke segera membentuk segel jurus dan dengan
sekejap mereka bertiga meninggalkan tempat itu. Naruto
masih berdiri mematung disitu. Mata Naruto menatap
dengan pandangan kosong.
Sesampainya di rumah sakit Sasuke dan Sakura segera
membawa Hinata ke ruang UGD karena luka Hinata cukup
parah. Hinata tertusuk di perut dan cukup dalam. Tubuh
Hinata juga kesemutan karena pedang Sasuke dialiri
chidori.
"Sasuke-kun, tunggulah diluar aku dan teman-temanku
akan segera menolong Hinata", ujar Sakura.
"Selamatkan dia ya Sakura-chan! Dia adalah imoutou-ku
yang berharga", ujar Sasuke.
"Aku janji Sasuke-kun!", ujar Sakura lalu membawa
Hinata ke dalam ruang UGD bersama beberapa ninja
medis lainnya.
Sasuke segera mendudukan dirinya di sofa karena
kelelahan setelah pertarungan dengan Naruto ditambah
lagi dengan kejadian ini.
"Hinata, kenapa kau bodoh sekali, masih mencintai
orang yang sama sekali tak mencintaimu...", gumam
Sasuke sambil mengacak rambutnya.
"Teme..."
"Dobe! Mau apa kau disini?!", ujar Sasuke geram.
Matanya memandang tajam Naruto.
"Ba-bagaimana keadaan Hinata?", tanya Naruto.
"Buat apa kau tanya-tanya keadaannya?! Bukannya kau
membencinya!? Pergi sana! Dasar orang tidak tahu diri!",
ujar Sasuke geram sambil mencengkram baju Naruto.
"Ta-tapi gara-gara aku dia...", ujar Naruto.
"Ya itu memang salahmu bodoh! Gara-gara kau dia
begini! Lebih baik kau pergi darisini! Aku muak melihat
wajahmu!", ujar Sasuke geram.
"Ba-baiklah aku pergi...", ujar Naruto lalu melepaskan
cengkraman Sasuke dan pergi dengan langkah gontai.
"Jika terjadi apa-apa pada Hinata, aku pasti akan
langsung membunuhmu Dobe!", gumam Sasuke sambil
menatap tajam Naruto.
Naruto keluar dari rumah sakit dan menuju taman
Konoha. Dia duduk di bangku taman itu. Dia duduk
dalam diam dan tatapannya kosong. Tapi pikirannya
sedang kacau kali ini.
"Seharusnya aku yang marah pada Teme! Tapi kenapa
aku diam saja waktu dia tadi memarahiku?!", gumam
Naruto.
"Ta-tapi kenapa Hinata melindungiku? Aku kan sudah
mengatakan kalau aku membencinya, tetapi kenapa dia
masih menolongku?", gumam Naruto lagi.
"Karena dia sangat mencintaimu, baka!", ujar seseorang
yang tiba-tiba duduk disamping Naruto.
"Ki-kiba!", ujar Naruto kaget.
"Kau ini begitu bodoh ya? Kau benar-benar orang yang
tak peka!", ujar Kiba.
"Beraninya kau berkata begitu padaku! Ta-tapi kenapa
ya Hinata bisa melindungiku sejauh itu?", tanya Naruto.
"Itu karena rasa cinta yang besar padamu bodoh, karena
kau adalah orang yang sangat berharga di matanya.",
ujar Kiba.
"O-orang yang berharga?", tanya Naruto.
"Aku akan bercerita sedikit padamu. Dulu sebenarnya
aku menyukai Hinata", ujar Kiba.
"Eh?", ujar Naruto kaget.
"Ya, bagiku dia adalah gadis tercantik dan terbaik yang
pernah kukenal. Aku ingin selalu berada di dekatnya dan
ingin selalu melindunginya. Tapi dia selalu hanya
memperhatikanmu Naruto. Di pikirannya dan hidupnya
hanya selalu ada bayang-bayangmu. Itu sebabnya dulu
aku membencimu, gara-gara kau, perhatian Hinata
hanya selalu tertuju padamu bukan padaku yang padahal
selalu berada di dekatnya. Aku selalu merasa kesal jika
dia bercerita tentangmu. Itu sebabnya waktu ujian
chuunin dulu, saat kita berhadapan, aku ingin sekali
menghabisimu! Aku ingin menunjukkan bahwa akulah
yang lebih kuat dan lebih pantas di sisi Hinata. Tapi
akhirnya aku kalah dan menerima bahwa kau ternyata
lebih kuat dari aku. Walau dibuat seperti apapun, Hinata
takkan mampu berpaling darimu. Rasa cintanya begitu
besar padamu. Dia ingin selalu memperhatikanmu dan
melindungimu. Akhirnya aku menyerah, karena mustahil
bagiku untuk mendapatkan cinta dari Hinata. Namun kau
tak pernah memperhatikannya! Perhatianmu cuma selalu
tertuju pada Sakura. Aku ingin sekali menghabisimu, jika
melihat Hinata menangis karena kau! Tapi itu kutahan,
karena aku tak ingin menyakiti Hinata, karena baginya
kau sangat berharga. Jadi sadarlah Naruto! Ada wanita
yang begitu mencintaimu dan memperhatikanmu tapi
kau abaikan! Tolonglah sadar dan berusaha membuat
Hinata bahagia!", ujar Kiba panjang lebar.
"Ki-Kiba aku..", ujar Naruto.
"Dia banyak berkorban padamu Naruto! Dia mencoba
melindungimu waktu kau terdesak oleh Pain! Dia juga
yang memberi semangat waktu kau mulai putus asa
karena kematian Neji di perang waktu itu! Dia juga tetap
tegar sewaktu kau terpengaruh ramuan itu dan
membuatnya berkorban perasaan! Tidak cukupkah itu
membuktikan dia sangat mencintaimu?!", ujar Kiba.
"Kiba, Arigatou sudah menceritakan semua itu..", ujar
Naruto.
"Ya sudahlah, aku sudah terlalu lama bercerita, aku
pulang dulu ya!", ujar Kiba lalu mulai beranjak dari
tempat itu.
"Ya, Arigatou sekali lagi", ujar Naruto.
"Ternyata Hinata begitu mencintaiku..Aku ini sangat
bodoh tak menyadarinya..", batin Naruto.
Sementara itu di rumah sakit, Sasuke masih menunggu
dengan cemas. Operasi Hinata sudah berlangsung
selama 3 jam. Sasuke mondar-mandir di depan pintu
ruangan UGD dengan perasaan cemas. Dia takut terjadi
apa-apa pada Hinata. 15 menit kemudian, Sakura dan
Shizune keluar dari ruangan itu.
"Sakura-chan bagaimana keadaan Hina-chan?", tanya
Sasuke.
"Kondisinya sudah mulai stabil. Lukanya cukup parah.
Tapi kami berhasil menyembuhkannya. Tapi dia harus
banyak istirahat dulu", ujar Sakura.
"Syukurlah...Arigatou Sakura-chan..", ujar Sasuke lega
lalu memeluk Sakura dan mencium dahi Sakura.
"Sudah ah Sasuke-kun, malu dilihat orang..", ujar Sakura
tersipu malu.
"Ehem, kenapa kalian begitu mesra? Apa kau berniat
selingkuh Sakura?", tanya Shizune.
"Ehng itu...", ujar Sakura gugup.
"Aku sudah putus dengan Sakura..."
"Eh, Naruto?", ujar Sakura kaget. Sasuke dan Shizune
pun ikut kaget melihat kemunculan Naruto tiba-tiba.
"Sakura lebih pantas bersama Sasuke daripada aku.
Karena mereka berdua saling mencintai. Jadi lebih baik
aku mundur saja", ujar Naruto.
"Ja-jadi begitu?", tanya Shizune.
"Ya, kuharap kau bisa membahagiakan Sakura, Teme.
Aku merelakannya padamu.", ujar Naruto.
"Do-Dobe kau...", ujar Sasuke.
"Naruto, Arigatou!", ujar Sakura sambil membungkuk.
"Tidak usah berterima kasih begitu. Kalian berdua ini
memang sudah ditakdirkan bersama!", ujar Naruto sambil
nyengir.
Sakura pun tersenyum simpul sedangkan Sasuke Cuma
tersenyum tipis. Shizune juga tersenyum.
"Ah, aku pergi dulu menemui nona Tsunade ya, Jaa ne!",
ujar Shizune lalu meninggalkan mereka bertiga.
"Jadi, bagaimana keadaan Hinata?", tanya Naruto.
"Kondisinya sudah mulai stabil. Tapi dia harus dirawat
dulu beberapa hari disini sampai tubuhnya pulih
sempurna.", ujar Sakura.
"Oh begitu ya, syukurlah...", ujar Naruto lega.
"Dobe, kenapa kau tiba-tiba berubah begini? Apa yang
terjadi padamu? Seperti bukan kau saja", ujar Sasuke
heran.
"Hmm, manusia kan bisa berubah kapan saja!", ujar
Naruto sambil nyengir.
"Kuharap kau bisa berubah sepenuhnya Dobe..."batin
Sasuke.
"Hei ini kan sudah mulai petang, bagaimana kalau kita
makan ramen. Aku yang traktir deh!", ujar Naruto.
"Tumben kau baik begini Dobe. Kesambet apa kau ini?",
tanya Sasuke.
"Ah aku Cuma ingin team 7 berkumpul seperti dulu lagi.
Ayo kita pergi!", ujar Naruto.
"OK!", ujar Sakura semangat.
"Hn", gumam Sasuke.
Mereka segera menuju kedai ramen Ichiraku. Lalu Naruto
memesan tiga porsi ramen istimewa. Setelah pesanan
siap mereka segera melahap ramen itu.
"ITTADAKIMASU!", ujar mereka serempak.
Mereka makan sambil ngobrol dan bercanda. Tak ada
lagi yang mengungkit kejadian-kejadian yang lalu-lalu.
Inilah suasana team 7 seperti waktu masih genin dulu.
Akrab dan penuh canda tawa.
"Habis ini, kita balik ke rumah sakit ya? Aku ingin
melihat keadaan Hinata!", ujar Naruto.
"Hn", gumam Sasuke.
"Semoga kau mulai berusaha mencintai Hina-chan,
Dobe...", batin Sasuke.
Sesudah mereka menyelesaikan makan malam mereka,
mereka segera kembali ke rumah sakit. Sesampainya di
rumah sakit, mereka segera menuju kamar inap Hinata.
Terlihat Hinata masih terlelap dan diberi infus. Mereka
Cuma memandang nanar ke arah Hinata. Sasuke
kemudian duduk di sebelah Hinata dan menggenggam
tangannya lembut.
"Hina-chan, gomen ne, aku sudah menusukmu dengan
pedang. Kuharap kau cepat sembuh..", ujar Sasuke
lembut.
Setelah dua jam menunggui Hinata sambil ngobrol,
Sasuke dan Sakura memutuskan untuk pulang.
"Ayo kita pulang Sakura-chan, ini sudah larut malam",
ujar Sasuke.
"Iya, hei Naruto kau tak pulang?", tanya Sakura.
"Kalian duluan saja. Aku ingin menjaga Hinata sedikit
lagi", ujar Naruto yang masih duduk sambil memandangi
Hinata.
"Baiklah kami pulang dulu. Jaa ne!", ujar Sakura lalu
mereka berdua beranjak dari kamar itu.
Sementara Naruto duduk di bangku di sebelah kasur
Hinata sambil memandangi Hinata. Kemudian
menggenggam tangan Hinata dengan lembut. Naruto
merasakan tangan Hinata yang mulus dan lembut itu.
"Kau ternyata begitu cantik Hinata..Kenapa aku sampai
begitu bodoh tak memperdulikan gadis secantik
dirimu..." gumam Naruto.
Lalu kemudian Naruto membelai lembut pipi Hinata lalu
mengelus-elus rambut Hinata.
"Maafkan aku Hinata...kamu begini gara-gara aku...",
ujar Naruto lirih dan mulai menitikkan airmatanya.
"Aku benar-benar bodoh...hiks...maafkan aku...maafkan
aku...hiks...", gumam Naruto sambil terisak.
Beberapa menit kemudian Naruto terlelap. Namun
tangannya tetap memegang tangan Hinata.
Besok paginya, Hinata mulai bangun dari tidurnya. Dia
membuka matanya perlahan. Tapi betapa kagetnya dia
melihat Naruto yang kini terlelap di tepi kasurnya. Dan
tangan Naruto memegang tangannya. Wajah Hinata
sedikit memerah karena hal itu.
"Na-Naruto-kun", panggil Hinata.
"Engh..Hinata..kau sudah bangun...", ujar Naruto yang
masih terlihat mengantuk.
"Ng, Naruto-kun yang menjagaku tadi malam?", tanya
Hinata.
"Ya, begitulah...EH?", ujar Naruto lalu kaget karena
tangannya masih memegang tangan Hinata. Naruto
langsung melepaskan genggamannya.
"Ma-maaf Hinata...", ujar Naruto gugup, wajahnya mulai
memerah.
Hinata Cuma tertunduk malu karena wajahnya juga mulai
memerah.
SREGG...
"Hina-chan! Kau sudah sadar?", ujar Sasuke yang
langsung masuk lalu mendorong Naruto dan kini duduk
dekat Hinata.
"I-iya Sasuke-nii..", ujar Hinata.
"Ohayo, Hinata!", sapa Sakura.
"Ohayo, Sakura-chan! Lho?", ujar Hinata lalu heran
karena SasuSaku bisa datang bareng seperti itu.
"Bagaimana keadaanmu?", tanya Sasuke.
"Aku sudah mulai baikan. Pasti tak lama lagi aku akan
pulih kembali.", ujar Hinata sambil tersenyum.
"Maafkan aku ya sudah menusukmu. Aku tak mengira
kau akan muncul dan melindungi Naruto seperti itu..",
ujar Sasuke lalu mengacak-acak sedikit rambut Hinata.
"Tak apa-apa Sasuke-nii, itu sudah konsekuensi dari
perbuatanku. Ngomong-ngomong kenapa Sasuke-nii
dan Sakura-chan bisa datang bareng kemari?", tanya
Hinata.
"Oh..i-itu...", ujar Sakura gugup.
"Kami berdua sudah jadian", ujar Sasuke.
"Eh? Lalu bagaimana dengan Naruto-kun?", tanya Hinata
dengan ekspresi kaget.
"Dia sudah memutuskanku Hinata dan akhirnya aku dan
Sasuke-kun bisa jadian", ujar Sakura lalu tersenyum.
"Na-Naruto-kun...", gumam Hinata sambil menatap
Naruto yang masih duduk diam di lantai.
Sakura lalu mendekati Hinata dan berbisik kepadanya.
"Jadi kau bisa mendekati Naruto lagi! Berusahalah!",
bisik Sakura lalu tersenyum. Wajah Hinata memerah dan
tersenyum tipis.
"Ng, aku keluar dulu ya, mau cari makanan..", ujar
Naruto yang kini sudah berdiri.
"Tidak, biar kami saja yang mencari makanan, kau
jagalah Hinata disini", ujar Sasuke.
Kemudian SasuSaku keluar dari kamar Hinata.
"Hi-Hinata, maafkan aku ya. Gara-gara kau
melindungiku, kamu jadi terluka seperti ini", ujar Naruto
sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Tak apa-apa Naruto-kun", ujar Hinata yang masih
menunduk.
"Ng, maafkan aku juga karena telah berbuat kasar
padamu kemarin-kemarin. Aku sungguh menyesal. Aku
merutuki kebodohanku yang sembarangan minum
kepunyaan orang lain", ujar Naruto.
"Ng, tak apa-apa, Naruto-kun", ujar Hinata.
"Maafkan aku juga waktu aku masih terpengaruh ramuan
itu, aku hendak meniduri...", ujar Naruto.
"Stop Naruto-kun, jangan ungkit yang itu! Aku malu!",
potong Hinata dengan muka memerah.
"Ma-maaf, sekali lagi aku minta maaf", ujar Naruto lagi.
"Kenapa Naruto-kun bisa memutuskan Sakura-chan?
Bukankah Naruto-kun sangat cinta pada Sakura-chan?",
tanya Hinata.
"Ah itu, aku mulai sadar bahwa Sakura mencintaiku
dengan terpaksa. Selama ini dia Cuma mencintai si
Teme. Jadi aku rela merelakannya pada Teme. Karena
mereka itu saling mencintai", ujar Naruto.
"Apa Naruto-kun tidak sedih?", tanya Hinata lagi.
"Awalnya sih sedikit sedih. Tapi ada orang yang
menyadarkanku dan memotivasiku dan aku mulai
menyadari apa yang harus kulakukan selanjutnya", ujar
Naruto.
"Eh?", tanya Hinata bingung.
Naruto kemudian mendekati Hinata lalu mencium tangan
Hinata.
"Arigatou karena sudah memperhatikanku selama ini,
sekarang giliranku untuk membalas semuanya", ujar
Naruto lalu tersenyum kepada Hinata.
To Be Continued...
0 komentar:
Posting Komentar