Home » » AISHITERU HINATA chap 1

AISHITERU HINATA chap 1

AISHITERU HINATA!

 

Disclaimer : NARUTO milik Masashi Kishimoto
Author: Marvelous-chan
Genre : Romance & Hurt/Comfort
Pair : Naruto Hinata

Summary : Perang Dunia Ninja telah berakhir, setelah
kembali ke desa Konoha, Naruto akan segera diangkat
jadi Hokage dan kini telah bertunangan dengan Sakura.
Tapi suatu kejadian mengubah segalanya, karena sebuah
ramuan Naruto menjadi tergila-gila pada Hinata.
Bagaimanakah Hinata mengatasinya?
Chapter 1 – Ramuan Kasih Sayang
Naruto dan aliansi Shinobi akhirnya berhasil
mengalahkan Uchiha Obito dan juga Uchiha Madara. Para
shinobi langsung bergembira karena berhasil
memenangkan perang dengan Akatsuki. Mereka pulang
ke desa masing-masing dan langsung membuat pesta
kemenangan. Walaupun banyak korban jiwa yang
berjatuhan namun karena jasa mereka akhirnya perang
berhasil dimenangkan.
Naruto bersama kawan-kawannya pulang ke desa
dengan hati gembira. Sasuke pun akhirnya kembali ke
desa. Setelah berpesta, beberapa hari kemudian
Godaime Hokage, Tsunade, mengumumkan bahwa 6
bulan lagi Naruto akan diangkat menjadi Hokage karena
jasanya yang begitu besar dalam peperangan. Naruto
langsung gembira mendengar hal itu karena impiannya
sejak kecil akan segera terwujud. Namun di malam ini,
dia juga mempunyai rencana lain. Pada malam harinya
dia segera ke rumah Sakura.
Sesampainya di rumah Sakura, Naruto langsung
mengetuk pintu dan Sakura pun membukakannya.
"Selamat malam Sakura-chan, maaf mengganggumu
malam-malam begini", ujar Naruto.
"Oh Naruto, ada apa ya?", tanya Sakura bingung karena
tidak biasanya Naruto datang ke rumahnya malam-
malam begini.
"Ada yang ingin kubicarakan denganmu, bolehkah aku
mengajakmu ke suatu tempat?", tanya Naruto.
"Oh iya, sebentar aku minta ijin ke orangtuaku dulu ya",
ujar Sakura lalu masuk ke dalam rumahnya.
"Baiklah", jawab Naruto.
Tak lama kemudian Sakura keluar dari rumahnya.
"Ayo pergi", ujar Naruto lalu mereka pun berjalan dari
rumah itu.
Setelah lama berjalan mereka pun sampai di sebuah
danau yang indah. Mereka langsung duduk di bangku
yang berada di pinggir danau itu.
"Lalu, Naruto, sebenarnya apa yang ingin kaubicarakan
denganku?", tanya Sakura.
"Ehm..ng..itu…", ujar Naruto gugup lalu dia mengambil
sesuatu dari saku celananya.
"Sa-Sakura-chan, maukkah kau bertunangan
denganku?", tanya Naruto sedikit gugup lalu
menyodorkan kotak yang berisi cincin berlian yang
begitu indah.
"Eh Naruto?", ucap Sakura kaget dan matanya terbelalak
melihat cincin itu.
"Aku sudah lama mencintaimu, maukkah kali ini kau
menerima cintaku?", tanya Naruto.
"Naruto…", ujar Sakura menggantung.
"Kupikir inilah saatnya aku membalas semua hutang
budiku pada Naruto…", pikir Sakura.
"Aku mau Naruto..", ujar Sakura sambil tersenyum
simpul.
"Sakura-chan…", ujar Naruto dengan terpana.
Naruto langsung memeluk Sakura dan Sakura membalas
pelukan Naruto. Naruto sangat gembira karena kali ini
cintanya telah terbalas. Setelah itu mereka ke rumah
Sakura untuk membicarakan pesta pertunangan mereka
dengan orangtua Sakura.
Sementara itu di rumah Hinata
Hinata sedang melakukan percobaan obat-obatan dan
ramuan-ramuan. Sejak perang selesai, Hinata jadi
semakin tertarik dengan dunia medis dan sangat
menekuninya. Dia sering melakukan percobaan-
percobaan ramuan untuk kesehatan tubuh. Tapi kali ini
dia mencoba suatu ramuan yang agak beda. Dia
mencampur beberapa bahan-bahan lalu menyatukannya
di sebuah wadah. Setelah selesai ramuan itu terlihat
seperti jus stroberi.
"Akhirnya selesai, ramuan kasih sayangku! Akan kucoba
pada Neko dan Shiro agar mereka akur lagi!", ujar Hinata
sambil mengelap keringat yang berada di dahinya.
Hinata meletakkan ramuan itu di meja kerjanya dan
setelah itu dia segera ke kamarnya dan terlelap.
Besoknya Hinata bangun dengan keadaan segar dan dia
segera mandi untuk bersiap ke RS Konoha. Selain
sebagai shinobi, kini juga Hinata menjadi tenaga medis
di RS Konoha. Setelah selesai sarapan dia segera
menuju RS Konoha.
Sesampainya di rumah sakit, dia melihat beberapa suster
sedang berkerumun seperti membicarakan sesuatu.
Hinata penasaran dengan apa yang sedang dibicarakan
mereka dan dia segera mendekat.
"Ada apa ya, ada berita baru lagi?", tanya Hinata yang
kini menghampiri suster-suster itu.
"Ya, Hinata-chan, kau tahu ketua Sakura akan segera
bertunangan dengan calon Hokage Uzumaki Naruto!",
ujar salah satu suster.
DEG
Tiba-tiba tubuh Hinata terasa sesak mendengar
pernyataan suster barusan. Naruto, orang yang selama
ini dicintainya akan segera bertunangan. Hinata tahu
Naruto sangat mencintai Sakura, tapi ketika waktu di
perang, Naruto pernah memegang tangan Hinata dan
memberi sedikit perhatian pada Hinata, Hinata pun
menemukan sebuah harapan bahwa Naruto mulai
menyukainya. Tapi semua harapan itu akhirnya pupus
karena berita ini.
Hinata berjalan dengan gontai dan lesu melewati suster-
suster itu dan dia segera menuju ruang kerjanya. Dia
menopang dagunya dengan tangannya lalu mulai
tenggelam dalam pikirannya.
"Aku tak boleh egois! Asalkan Naruto-kun bahagia, aku
juga pasti bahagia", batin Hinata.
Tapi tidak sadar air mata mulai keluar dari mata
amethyst milik Hinata. Tubuhnya bergetar hebat.
"Bodoh, kenapa aku menangis…", gumam Hinata.
Beberapa hari kemudian pesta pertunangan Naruto dan
Sakura digelar. Pesta itu sangat megah dan mewah
karena bantuan seluruh teman-teman Naruto. Prosesi
tukar cincin pun dilangsungkan dengan sukses. Setelah
itu acara berikutnya pun dilanjutkan. Naruto dan Sakura
kemudian turun dari atas panggung untuk berbaur
dengan undangan dan menyapa.
"Naruto, Sakura selamat ya! Semoga kalian bahagia!",
ujar Ino yang sedang menggandeng tangan Sai.
"Arigatou Ino!", ujar Sakura lalu memeluk Ino.
"Hei Sai, kapan kau akan melamar Ino?", bisik Naruto
pada Sai.
"Aku tak tahu, aku masih memikirkannya", ujar Sai.
"Hei, cepatlah sebelum dia direbut orang lain!", ujar
Naruto.
Sai Cuma tersenyum mendengar perkataan Naruto.
Naruto dan Sakura kemudian menyapa tamu-tamu
lainnya. Tapi di sudut ruangan Sakura melihat Hinata
sedang menunduk dengan tatapan kosong sambil
bersandar di tembok. Sakura segera menghampiri Hinata.
"Halo, Hinata! Ternyata kau datang!", ujar Sakura sambil
tersenyum.
"Eh, Sakura-chan!", ujar Hinata kaget.
"Kau datang sama siapa?", tanya Sakura.
"Aku datang bersama Kiba dan Shino, tapi sepertinya
mereka sedang minum-minum di sebelah sana, jadi aku
segera memisahkan diri dari mereka. Selamat ya atas
pertunanganmu ", ujar Hinata dengan senyum lemah.
"Arigatou, apa kau ingin bertemu dengan Naruto? Akan
kupanggilkan dia", ujar Sakura.
"Tidak! Tak usah Sakura-chan!", ujar Hinata dengan
wajah memerah.
"Aku mengerti, gomen ne Hinata…", ujar Sakura.
"Ke-kenapa Sakura-chan minta maaf?", tanya Hinata
bingung.
"Aku tahu kau sangat mencintai Naruto, tapi malah aku
yang bertunangan dengannya, sekali lagi maafkan aku
Hinata. Aku ingin mencoba mencintai Naruto dan
sekaligus membalas Naruto atas segala kebaikannya
padaku..", ujar Sakura.
"Tak apa Sakura-chan, tak perlu meminta maaf. Aku tahu
Naruto dari dulu sangat mencintaimu. Jadi tolong
bahagiakanlah dia, asal dia bahagia aku juga pasti ikut
bahagia", ujar Hinata lirih kini matanya mulai berkaca-
kaca tapi tetap memaksakan senyum.
"Hinata….", ujar Sakura lirih lalu memeluk Hinata. Hinata
pun menangis di pelukan Sakura.
"Aku tahu kau wanita yang baik Hinata, tapi aku tahu
sekarang kamu pasti mengalami perih yang sangat
menyakitkan…", batin Sakura.
Akhirnya pesta pertunangan itupun usai, para tamu satu
persatu meninggalkan tempat itu dan menuju rumah
mereka masing-masing.
Besok paginya, Hinata sudah bangun dan bersiap untuk
ke rumah sakit. Tapi ketika dia sedang membuat
sarapan, tiba-tiba pintu rumahnya diketok seseorang.
Hinata segera berlari kecil menuju pintu rumahnya dan
membukakan pintu. Dan alangkah kagetnya dia melihat
seseorang yang kini berada di depan rumahnya.
"Ohayo, Hinata!", ujar Naruto sambil memamerkan
cengiran khasnya.
"Na-Naruto-kun..", ujar Hinata kaget.
"Boleh aku masuk?", tanya Naruto.
"Oh..ehh..i-iya…", ujar Hinata gugup.
Naruto pun memasuki rumah Hinata dan Hinata
mempersilahkan Naruto duduk di ruang tamu.
"Naruto-kun silahkan duduk dulu. Aku akan membuatkan
minuman", ujar Hinata.
"Tak usah Hinata, aku kesini Cuma mau mengambil buku
Sakura yang katanya ketinggalan di rumahmu", ujar
Naruto.
"Oh itu ya, sebentar aku ambilkan", ujar Hinata lalu
mulai berbalik.
"Tidak usah Hinata, biar aku yang mengambilnya
sendiri, kau sepertinya sedang sibuk memasak, lebih
baik kau lanjutkan saja. Dimana letak bukunya?", ujar
Naruto.
"Ah buku itu ada di atas meja di ruang kerjaku. Buku
bersampul hijau.", ujar Hinata.
"Baiklah aku akan segera mengambilnya. Lho Hinata
kamu Cuma sendiri? Mana ayah dan adikmu?", tanya
Naruto.
"Mereka sedang ada urusan di Suna selama beberapa
bulan, jadi aku Cuma sendirian disini.", ujar Hinata.
"Oh begitu, baiklah aku akan segera mengambilnya", ujar
Naruto lalu menuju ruang kerja Hinata sedangkan Hinata
kembali ke dapur untuk melanjutkan memasak.
Naruto akhirnya sampai didalam ruang kerja Hinata dan
segera menemukan buku Sakura. Tapi mata Naruto kini
tertuju pada minuman berwarna merah yang berada di
sebelah buku Sakura.
"Minuman apa ini? Kelihatannya enak, aku minum ah.
Pasti Hinata tak keberatan, dia kan sangat baik hati.",
ujar Naruto lalu mulai meminum minuman itu sampai
habis.
Setelah selesai meminum minuman itu, Naruto segera
mengambil buku Sakura dan keluar dari ruangan itu.
Naruto pun pergi ke dapur untuk menemui Hinata.
"Hinata, aku sudah menemukan bukunya, aku pulang
dulu ya", ujar Naruto.
"Oh, baiklah Naruto-kun. Aku antar sampai pintu", ujar
Hinata.
Mereka segera menuju pintu depan, tapi ketika mereka
baru berada di ruang tamu, tiba-tiba Naruto merasa
pusing.
"Aduh, kenapa kepalaku bisa tiba-tiba pusing seperti ini
ya?", rintih Naruto sambil memegangi kepalanya.
"Na-Naruto-kun kau tak apa-apa?", tanya Hinata cemas.
Hinata segera mendudukan Naruto di sofa karena Naruto
terus mengeluhkan bahwa kepalanya sangat pusing. Tak
lama kemudian Naruto kehilangan kesadarannya.
"NARUTO-KUN!", teriak Hinata.
1 jam kemudian Naruto mulai sadar. Naruto membuka
matanya secara perlahan dan melihat Hinata dengan
pandangan cemas kepadanya.
"Na-Naruto-kun kau sudah sadar?", tanya Hinata
dengan sedikit cemas.
GREBB…
"Eh? Na-Naruto-kun?!", ujar Hinata kaget karena tiba-
tiba Naruto memeluknya.
"Aku tak apa-apa kok Sayang, jangan khawatir", ujar
Naruto sambil mendekap lebih erat tubuh Hinata.
"Eh? Na-Naruto-kun?", ujar Hinata dengan muka
memerah.
"Naruto-kun memanggilku sayang? Apa yang terjadi
padanya?", batin Hinata.
Tapi tiba-tiba Naruto mulai mencium leher Hinata
dengan nafsu. Hinata sedikit mendesah dan mulai
meronta dari dekapan Naruto. Tapi karena Naruto lebih
kuat, Hinata agak susah melepaskan diri. Naruto malah
lebih memperdalam ciumannya.
"Na-Naruto-kun tolong lepaskan aku…, ujar Hinata lirih
dan kini air mata mulai membasahi pipinya.
SREGG….
Pintu terbuka dan dua orang masuk ke dalam rumah
Hinata. Mereka pun kaget melihat Naruto yang terlihat
bermesraan dengan Hinata.
"Naruto apa yang….", ujar Kiba kaget.
"Kiba-kun tolong aku!", rintih Hinata.
Kiba dan Shino segera menarik Naruto menjauh dari
Hinata dan menjatuhkan Naruto di sudut rumah.
"Hei baka! Apa yang ingin kau lakukan padanya?
Beraninya kau berbuat mesum pada Hinata!", ujar Kiba
geram.
"Apa-apaan kalian! Mengganggu saja!", ujar Naruto
dengan nada tinggi.
"Hei baka, kau ini sudah bertunangan! Tapi kau malah
berbuat mesum dengan wanita lain, kau ini benar-benar
gila ya!", ujar Kiba.
"Aku tidak gila! Aku melakukan itu karena aku mencintai
Hinata-chan!", ujar Naruto keras.
"Eh?!", ujar Kiba, Shino dan Hinata kaget.
"Hei otakmu mulai korslet ya! Kemarin kau baru
bertunangan dengan Sakura, tapi pagi ini kau malah
bilang mencintai Hinata! Dasar gila kau!", ujar Kiba.
"Aku sungguh mencintai Hinata-chan! Kalau kau tak
percaya aku akan segera mengakhiri pertunanganku
dengan Sakura!", ujar Naruto.
"KAU! Apa yang terjadi denganmu baka!", ujar Kiba.
"Minggir, kalian mengganggu saja! Ayo Hinata-chan,
kita pergi kencan yuk!", ujar Naruto yang kini berdiri dan
menggandeng tangan Hinata.
BUAKKHHH…..
Naruto pun terkapar tak berdaya di lantai. Kepalanya
dipukul sangat keras oleh Kiba. Naruto pun segera
dibaringkan di sofa.
"Sebenarnya, apa yang terjadi padanya Hinata? Kenapa
dia jadi aneh begini?", tanya Kiba.
"Aku tak tahu, setelah Naruto-kun mengambil buku
Sakura-chan dari ruang kerjaku, dia tiba-tiba merasa
pusing dan pingsan, dan setelah dia sadar, dia langsung
memelukku...", ujar Hinata.
"Jangan-jangan…."gumam Hinata lalu dia segera berlari
menuju ruang kerjanya. Sesampainya di dalam dia
menemukan gelas yang berisi ramuannya telah kosong.
Hinata segera kembali ke ruang tamu dengan lesu.
"Ada apa Hinata, kau tahu sesuatu?", tanya Kiba heran
dengan perubahan ekspresi Hinata.
"Ya, sepertinya Naruto-kun telah meminum ramuan
kasih sayang itu", ujar Hinata lesu.
"Ramuan kasih sayang? Apa itu?", tanya Kiba.
"Hina-chan Sayang…", ujar Naruto yang kini telah sadar
dengan senyum menggoda.
"Diamlah kau Naruto", ujar Shino datar.
"Hei kenapa aku diikat begini?", ujar Naruto yang kini
diikat tangan dan kakinya dan berusaha meronta.
"Agar kau tak macam-macam pada Hinata. Jadi apa
ramuan kasih sayang itu?", tanya Kiba lagi.
"Itu adalah ramuan yang kubuat untuk menstimulasi
hormon. Jadi orang yang meminumnya akan menjadi
cinta dan tergila-gila pada orang yang dilihatnya
pertama kali sesudah dia meminum ramuan itu", ujar
Hinata.
"Ja-jadi Naruto telah meminumnya, dan tergila-gila
padamu?", tanya Kiba.
"Iya sepertinya begitu, karena aku menemukan gelas
yang berisi ramuan itu di ruang kerjaku telah kosong…",
ujar Hinata.
"Naruto, kenapa kau dari dulu tak pernah menghilangkan
sifat bodohmu itu!", ujar Kiba geram.
"Aku tak peduli pada ramuan atau apalah itu, yang
kutahu aku mencintaimu Hinata-chan!", ujar Naruto.
"Naruto-kun sebenarnya kau mencintai Sakura-chan..",
ujar Hinata.
"Tidak! Aku mencintaimu Hinata-chan! Aku akan segera
putus dengan Sakura agar kau bisa jadi milikku
seutuhnya!", ujar Naruto.
"Tolong Naruto, jangan putus dari Sakura-chan,
kumohon..", ujar Hinata memohon.
"Tapi ada syaratnya…", ujar Naruto sambil tersenyum
menyeringai.
"Eh?! Apa itu?!", tanya Hinata.
"Kau harus menerima cintaku dan menjadi kekasihku!",
ujar Naruto.
"Eh?!", ujar Hinata kaget. Shino dan Kiba pun ikut kaget.
"Kau gila Naruto! Bagaimana kalau ketahuan Sakura?
Kau bisa dihajar sampai mati!", ujar Kiba.
"Aku tak peduli! Aku hanya mencintai Hina-chan dan
hanya mau bersamanya! Persetan dengan monster pink
itu!", ujar Naruto.
"Na-Naruto-kun….", ucap Hinata lirih.
"Aku harus segera membuat penawarnya…"batin Hinata.
TO BE CONTINUED…

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Dunia Naruto
Copyright © 2013. DUNIA NARUTO - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger