Strength in the Moon Light
Author : Flow Water
Chapter 2: Ambisi
Strength in the MoonLight
Chapter 2
Dusclaimer : Masashi Kishimoto
Pair : NaruHina
. ` ` AMBISI! ` `
~Strength in the MoonLight~
"Obito ... Uchiha!?" Naruto tampak
terkejut ketika melihat siapa yang
ada didepannya. "Bagaimana
bisa!?". Naruto bersiap
menyerangnya.
"Ohayou...!?" sapanya, ramah.
"Aku tidak akan membiarkanmu
hidup!" Tiba-tiba Naruto sudah
berada di atas, bersiap menyerang
Obito dengan rasengan. Obito
tampak tak terkejut ataupun
menghindar menyadari hal itu.
Ketika rasengan Naruto akan
mengenainya. Dengan cepat Obito
memegang lengan nya. Sehingga
rasengan tadi tidak berhasil
mengenainya. "Hey tennglah! aku
bukan Obito yang kau kenal!".
Rasengan yang ada ditangan
Naruto menghilang. "Apa
maksudmu!?".
Obito tersenyum. "Aku bukanlah
Obito yang kau kenal selama ini.
Aku Obito dari masa depan. Lebih
tepatnya aku berasal dari abad
ke-22". Naruto tidak mengerti
"Abad ke-22?".
"Jadi apa yang kau ragukan?" ucap
Obito. Masih tersenyum. "Lalu apa
maumu?" ucap Naruto was-was.
"Tenang saja. Kau tidak perlu
setegang itu. Aku disini bukan
untuk membuat keributan. Aku
hanya meminta bantuanmu saja!"
ucap Obito. . Naruto menaikan
salah satu alisnya "Meminta
bantuan?".
"Kau ingatkan? Kotak
Kebahagiaan?" tanya Obito.
"Kotak Kebahagiaan? Bagaimana
bisa kau tahu tentang itu?" Naruto
terheran.
"Yah aku tidak sengaja menemukan
benda itu di dasar laut!" ucap
Obito dengan santainya.
"Benda itu sangat berbahaya. Mau
apa kau dengan benda itu?" tanya
Naruto.
"Itulah sebabnya aku meminta
bantuanmu!"
ucap Obito.
"Jangan-jangan kau ingin membuka
benda itu?" tebak Naruto. Obito
tersenyum manis.
"Hey asal kau tahu saja. Membawa
benda itu ke daratan butuh banyak
kapal selam!"
Naruto terdiam.
"Jadi bagaimana? kau mau
membantuku?" tawar Obito.
"Bagaimana kalau aku
menolaknya?" tanya Naruto.
Sejenak Obito terdiam. "Aku tahu
kalau kau pasti akan menolak.
Namun aku kesini, jangan kau kira
tanpa persiapan!".
"Lalu jika aku menolak kau mau
apa?" tanya Naruto lagi.
"Itu kau akan tahu! Jadi
bagaimana?" tawar Obito lagi. .
"Aku menolaknya!" potong Naruto.
Obito sedikit tersentak. "Pikirkan
dulu!"
"Memangnya apa untungnya
bagiku. Lagipula benda itu sangat
berbahaya. Aku tidak bisa
membantumu. Kau hanya akan
mementingkan pribadi!" protes
Naruto.
"Aku akan menawarkan ini sekali
lagi.
Jika kau tidak bisa membantuku.
Aku akan pastikan kau akan
menyesal!" ucap Obito. "Aku tetap
menolak!" potong Naruto.
Obito terdiam.
Tidak lama kemudian ia menghela
nafas. "Baiklah kalau itu maumu.
Aku tidak akan memaksamu!".
Obito menekan semacam tombol di
benda mirip jam tangan yang ia
pakai. "Sampai jumpa!" Kemudian
menghilang entah kemana.
Naruto tampak terkejut menyadari
Obito yang tiba-tiba menghilang
tanpa meninggalkan bekas.
.
~Strength in the MoonLight~
.
Hinata berjalan menuju pintu
depan rumah. Karena baru saja
mendengar pintu tersebut di ketuk
oleh seseorang.
Setelah sampai di dekat pintu.
Hinata pun membukanya. Terlihat
seorang pria bermasker. Dan
berambut abu-abu yang menjulang
ke langit. Dengan buku kecil yang
selalu ia bawa. "Hai!" sapanya.
"Kakashi-sensei!" Ternyata pria
tersebut adalah Kakashi. "Boleh
aku masuk?" tanyanya.
"B-Boleh! Silahkan masuk!" Hinata
mempersilahkannya masuk.
"Rumah yang sangat bersih.
Berlainan dengan Apartemen
Naruto dulu.
Kau rajin sekali!" puji Kakashi.
Sambil duduk di sofa masih sibuk
membaca bukunya.
"Terima kasih. Oh ya.. tidak
biasanya Kakashi-sensei kemari.
Ada apa?" tanya Hinata. Masih
mengusahakan dirinya berdiri.
walaupun ia merasa berat dalam
bagian perutnya, karena sedang
mengandung.
"Yah.. hanya sepele.
Melihat-lihat keadaan rumah
kalian... Maaf ya kalau aku disini
membuatmu repot!" ucap Kakashi.
Berdiri.
"Eh! Tidak kok. Aku tidak merasa
seperti itu!" potong Hinata.
Kakashi sedikit meliriknya.
"Sebaiknya kau banyaklah istirahat.
Oh ya... ngomong-ngomong kamar
toilet?" tanya Kakashi.
"Dekat pintu dapur!" jawab Hinata.
"Terima kash!" Kakashi berjalan
memasuki toilet.
Sementara Hinata duduk di sofa.
Tidak lama kemudian terdengar
suara pintu diketuk. Mendengar
hal itu.
Hinata beranjak dari sofa berjalan
menuju pintu depan. "Sudah
pulang? Bukankah baru beberapa
menit yang lalu berangkat?" Pikir
Hinata. Sambil membukakan pintu.
Ketika pintu terbuka sepenuhnya
dan menampakan seorang pria
yang tak dikenal. Matanya
membulat dengan sempurna,
Terkejut.
Dan tiba-tiba saja. Hinata
merasakan, pandangannya mulai
kabur.
Serta semakin lama pandangannya
menjadi gelap. Kemudian ia pun
pingsan.
.
~Strength in the MoonLight~
.
Setelah bertemu dengan pria yang
mengaku namanya juga Obito.
Naruto bergegas pulang. Ada
perasaan tidak enak
mengganjalnya. "Semoga tidak
terjadi apa-apa?" Gumam Naruto.
.
.
.
.
Sampai di depan pintu rumahnya.
Naruto membuka pintu tersebut
kemudian masuk. "Hinata" panggil
Naruto sedikit berteriak.
Sambil menelusuri seisi ruangan di
rumahnya.
.
.
.
Naruto selesai menelusuri seisi
rumahnya. Namun tidak
menemukan Hinata. "Dengan
keadaan yang saat ini, tidak
mungkin Hinata keluar rumah!"
Batin Naruto.
"Mungkinkah..." Naruto langsung
mendekati pintu toilet, Kemudian
membukanya.
Terlihat seorang pria yang tengah
asik membaca buku, baru saja
berdiri setelah tadi melakukan
sesuatu. Yang biasa dilakukan oleh
seseorang di kamar mandi atau
toilet.
Melihatnya, Naruto sejenak
terdiam. Seseorang yang tak lain
adalah Kakashi, melihat heran
Naruto. "Kenapa?" tanyanya.
Berjalan keluar dari kamar mandi.
"Huaaa... Kakashi-sensei?! sejak
kapan kau disini?" sewot Naruto.
"Memangnya salah kalau seorang
guru. Melihat keadaan muridnya?"
Balas Kakashi sambil menggaruk
belakang kepalanya. "Kau ini! Oh
ya... ngomong-ngomong, Kau tahu
dimana Hinata?" tanya Naruto.
Kakashi kembali melihat ke buku,
bermaksud membacanya.
Dan tidak menjawab pertanyaan
Naruto.
"Hey... aku sedang bertanya
padamu?!" sewot Naruto.
Kesal karena pertanyaannya tidak
dijawab.
"Kalau aku tidak salah dengar.
Tadi ada seseorang yang mengetuk
pintu rumahmu. Hinata mengira
yang mengetuk adalah kau. Jadi
dia membukanya. Setelah itu,
suasana nya jadi sepi!" jelas
Kakashi. . . Naruto terdiam.
Kakashi menutup bukunya.
kemudian melihat Naruto serius.
"Dia mirip Obito!"
"Katanya dia dari masa depan!"
ucap Naruto.
"Masa depan?" Kakashi terheran.
"Jadi, Hinata diculik olehnya?"
tebak Naruto.
"Kurasa begitu! Kita harus segera
menolongnya. Atau sesuatu akan
terjadi dengan Hinata dan juga~"
"Kandungannya?!" potong Naruto.
Tampak panik.
"Tenanglah, Naruto!" ucap Kakashi.
"Kakashi-sensei, Istri dan juga
anakku dalam bahaya, Bagaimana
aku bisa tenang?!" crocos Naruto
tambah panik.
"Kita perlu ketenangan untuk
memikirkan cara menyelamatkan
mereka. Kemungkinan orang itu
membawanya juga ke masa depan.
So, kita harus memikirkan cara
pergi ke sana!" usul Kakashi.
Naruto sejenak terdiam. "Benar
juga!".
.
.
.
"Mungkin, aku tahu cara pergi
kesana?!" ucap Kakashi. Naruto
melihatnya. "Bagaimana?"
"Terlebih dulu, aku akan
mengantarmu ke Kumogakure!"
ucap Kakashi. Naruto menaikan
salah satu alisnya. "Memangnya
untuk apa kita kesana?" tanyanya.
"Tenso no jutsu!?" balas Kakashi.
Naruto tidak mengerti.
"Kenapa dengan jutsu itu?"
"Tenang saja, Nanti kau juga akan
tahu!" Kakashi memperlihatkan
Sharingan nya.
Naruto mengernyitkan dahinya.
"Bersiaplah! aku akan mengirimmu
ke Kumogakure!" Kakashi
mengaktifkan Mangekyou
Sharingan.
Kemudian meng kamui Naruto, lalu
dirinya.
.
.
` ` BERSAMBUNG ` `
0 komentar:
Posting Komentar