Home » » Strength in the MoonLight Chapter 4

Strength in the MoonLight Chapter 4

Strength in the MoonLight

Author : Flow Water

Chapter 4

Disclaimer : Masashi Kishimoto
Pair : NaruHina

` ` ACTRESS ` `





 



~ Strength in the MoonLight ~

Rin masih duduk terdiam,
melihat Hinata yang tengah
asyik melihat macam-macam
bunga disekelilingnya.
"Waah... Sudah mau
melahirkan ya?" Rin beranjak
dari ayunan yang ia duduki.
Karena melihat Hinata yang
terlihat kesakitan sambil
memegangi perutnya. "Kita
butuh ruangan untuk proses
persalinanmu!" Kemudian
mendekatinya.
.
~ Strength in the MoonLight ~
.
"Selamat malam Pemirsa,
Dalam Breaking News hari ini
kita akan memberikan
informasi tentang tiga aktor
cantik dan seksi.
Yang membintangi beberapa
film tersukses di dunia. Siapa
lagi kalau bukan tiga gadis
tercantik dari Tokyo Negara
Jepang.
Yaitu, Haruno Sakura,
Yamanaka Ino, dan Hyuga
Hinata... Ehm... Baiklah!
Langsung saja ke intinya!"
Seorang wanita berambut
blonde duduk di depan
kamera. Sambil membalik-
balikan kertas di meja
depannya. "Siapa sih yang
tidak kenal dengan ketiga gadis
dari Jepang itu, Pemain film
yang sekarang ini mendunia.
Tidak dapat dipercaya, Setelah
tour di beberapa negara untuk
syuting beberapa film. Akhirnya
datang ke kota kita, Paris.
Lebih tepatnya di Negara
Prancis... Dan saat ini mereka
tengah dalam perjalan menuju
ke salah satu hotel bintang
lima.
Di Paris!" Menggeser tempat
duduknya, kemudian melihat ke
layar dibelakangnya. "Baiklah!
Untuk lebih jelasnya, Sebaiknya
kita langsung saja ke tempat
kejadiannya. Yang akan di
pandu reporter kami. Shizune!"
"Ok, Terima kasih Tsunade-
sama!" Seorang perempuan
berambut hitam pendek.
Dengan headset di telinganya
dan sebuah microfone yang
dibawa. Berdiri di depan
kamera. "Baiklah! Saat ini saya
berada di teras Hotel Le Bristol.
Dan bisa kalian lihat
dibelakang saya, Ada banyak
orang yang antusias menunggu
kedatangan mereka!" ucapnya.
"Mungkin mereka sangat nge
fans ya dengan tiga bidadari
yang akan segera datang!"
lanjutnya bercanda.
.
Tidak lama kemudian. Datang
sebuah mobil yang cukup
besar dan panjang berwarna
hitam polos. Lalu dari mobil
tersebut keluar tiga orang
perempuan. Melihat siapa yang
keluar dari dalam mobil.
Orang-orang yang berantusias
tadi langsung mengerubungi
tiga perempuan tersebut.
"Izumo, Cepatlah!" Reporter,
Shizune dan Kameramen,
Izumo menerobos kerumunan
orang yang hanya ingin berfoto
bersama itu secara paksa.
.
Shizune bersama Izumo
berhasil mendekati tiga
perempun itu yang saat ini
masih berada di dekat pintu
mobil.
"Selamat malam, Sakura-san?"
sapa Shizune kepada salah
satu perempuan itu yang
berambut pink.
"Selamat malam!" jawabnya
dengan senyuman.
Shizune mulai bertanya "Apa
benar, Anda bersama kedua
teman anda!" sambil melirik
dua perempuan yang masih
sibuk mengurus para fansnya.
"Akan syuting di Paris ini.? Dan
akan menggunakan Menara
Eifel sebagai Background
dibagian adegan actionnya?".
Sakura melirik dua temannya.
"Memang benar kami akan
syuting disini. Tapi saya kurang
tahu tentang Backgroundnya!"
jawabnya.
"Kalau begitu, Terima kasih
untuk waktunya! Semoga kalian
menikmati suasana di Paris ini,
Dan semoga sukses untuk
syutingnya!" Shizune selesai
bertanya. Kemudian keluar dari
kerumunan orang, Bersama
Kameramen Izumo walaupun
kesulitan karena selalu
berdesak-desakan dengan
beberapa orang
disekelilingnya.
.
.
"Mungkin kita akan lebih aman
menggunakan Mirai no
Kuruma!" Tiba-tiba tiga orang
pria keluar dari mobil tadi. Lalu
merangkul pasangan mereka
yang tak lain adalah tiga
perempuan tadi.
Sasori, Sasuke, Sai. Itulah
nama ketiga pria itu.
.
.
Orang-Orang mulai berhenti
dan menjauh dari ketiga
perempuan jepang itu. Karena
pihak Hotel mengeluarkan
sepuluh Bodyguard untuk
mempermudah para aktor itu
masuk ke hotel.
.
Kerumunan orang tadi mulai
membubarkan diri, Setelah
para aktor itu masuk ke Hotel.
.
"Huh... cukup melelahkan!"
Reporter Shizune dan
kamerannya Izumo masih
berada di teras hotel. "Baiklah,
Hanya itu tadi laporan saya.
Mohon maaf jika ada
kekurangan. Kembali lagi
bersama Tsunade-sama di
studio!" Shizune berbicara di
depan kamera.
"Terima kasih atas laporannya,
Shizune!" Tsunade (Presenter
Berita) kembali melihat ke
kamera, setelah tadi melihat ke
layar dibelakangnya.
Sambil membenahi kacamata
yang dipakainya. "Itu tadi
Breaking News malam ini.
Semoga bermanfaat. Saya
Tsunade selaku presenter izin
undur diri dari hadapan anda.
Sampai jumpa!"
.
~ Strength in the MoonLight ~
.
"Hinata, Ino! kami duluan!"
Sakura bersama dengan Sasuke
memasuki ruangan yang
dipintu bernomerkan 43.
.
.
"Hinata!" panggil Ino sambil
memeluk lengan pasangannya
Sai. "Apa?" jawab Hinata sambil
mendorong Sasori. Yang sejak
tadi berusaha merangkulnya,
namun selalu tidak berhasil
karena Hinata selalu
menangkisnya dengan tangan.
Ino tertawa kecil. "Cobalah
untuk tidak mengabaikannya!"
sambil melirik Sasori.
Kemudian menarik pelan Sai.
Masuk ke ruangan dengan
pintunya yang bernomerkan
44.
.
.
"Kenapa ikut masuk?" protes
Hinata. Menyadari Sasori yang
ikut masuk di ruangannya
nomor 45.
"Memangnya kenapa?
Bukankah Sasuke dan Sai satu
ruangan dengan pasangan
mereka!" jawab Sasori.
Hinata menarik baju Sasori,
mendekatinya. "Dengar ya!
Mereka sudah bertunangan.
Sedangkan kita bukanlah siapa-
siapa!" Lalu melepaskannya.
"Kalau begitu segera terima
aku agar bisa bertunangan
denganmu atau menikahlah!"
ucap Sasori.
Hinata mulai mendorong Sasori
keluar dari ruangannya secara
paksa. "Jika kita sekamar. Kau
hanya akan berbuat yang tidak-
tidak denganku. Lagipula kita
hanya rekan kerja!" Sasori
berhasil ia keluarkan dari
ruangannya.
"Makanya, Terimalah
lamaranku. Agar aku bisa
sekamar denganmu!" ucap
Sasori lagi.
"Cari ruangan yang kau suka,
asal jangan ruanganku!" Hinata
menutup pintu dengan kasar.
Sasori menghela nafas,
kemudian pergi menuju ke
ruangan lain.
.
.
Hinata melemparkan tasnya di
sembarang tempat. Dan
menghempaskan tubuhnya ke
tempat tidur yang hanya ada
satu di ruangannya. Sejenak ia
terdiam, menatap langit-langit
ruangan tersebut.
.
Hingga tidak lama kemudian.
Tiba-tiba bayangan seorang
pemuda berambut pirang
dengan 3 goresan di pipi
muncul di pikirannya.
Pemuda tersebut adalah
temannya waktu SMA. Hinata
ingat, ia selalu merasa malu
sekali ketika berbicara
kepadanya. Bahkan ia sempat
pingsan.
Hinata hanya bisa menghela
nafas, ketika mengingal hal itu.
"Mungkin dengan mandi aku
bisa lebih tenang!" ucap
Hinata. Hinata pun beranjak
dari tempat tidur. Kemudian
menuju ke kamar mandi.
.
.
.
Sambil menutup matanya, ia
merasakan air hangat yang
berjatuhan di wajah kemudian
menyalur ke seluruh tubuhnya.
"Naruto-kun!"
Hinata terus memanggil nama
itu. Walaupun ia tahu orang
yang ia terus panggil tidak akan
datang.
.
Tiba-tiba saja ia dikejutkan
oleh munculnya sebuah bola
cahaya sangat kecil sekecil
kelereng di depannya.
Merasa sangat penasaran,
Hinata mulai mengangkat
tangannya untuk mencoba
menyentuh bola cahaya
tersebut.
Hinata menghentikan
tangannya di depan benda itu,
Karena melihat bola cahaya
tersebut semakin membesar.
Dari bola cahaya itu, tiba-tiba
muncul lengan tangan dengan
baju lengannya tampak banyak
sobekan. Memperlihatkan luka
sayatan di kulitnya.
Grep!
Tanpa basa-basi tangan
tersebut langsung
menggenggam tangan Hinata.
Menyadari tangannya di
pegang oleh tangan entah
punya siapa. Hinata berteriak
sekeras-kerasnya, karena
saking takutnya.
.
.
.
BERSAMBUNG

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Dunia Naruto
Copyright © 2013. DUNIA NARUTO - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger